Dosen UM Surabaya Bagikan 10 Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Mahasiswa

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya Bagikan 10 Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Mahasiswa
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya Bagikan 10 Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Mahasiswa
  • 14 Okt
  • 2022

Ilustrasi gambar (Shutterstock)

Dosen UM Surabaya Bagikan 10 Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Mahasiswa

Beberapa hari lalu media sosial dihebohkan dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tewas jatuh dari lantai 11 hotel di Jalan Colombo, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman. Korban diduga tewas bunuh diri akibat depresi setelah ditemukannya surat keterangan psikolog dari rumah sakit mengenai kondisi korban.

Terkait kejadian tersebut, membuat Uswatun Hasanah Dosen Keperawatan Jiwa UM Surabaya turut memberikan tanggapan. Salah satunya dengan membagikan sejumlah tips menjaga kesehatan mental bagi mahasiswa.

Uswatun menyebut, hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko maupun pemicu munculnya masalah kesehatan mental pada mahasiswa diantaranya: perubahan lingkungan dan proses transisi, stress akademik, kesepian, hubungan pertemanan yang toxic, faktor perkembangan remaja, penyalahgunaan zat, masalah sosial ekonomi, stigma terkait kesehatan mental, dan kurang optimalnya peran lembaga dukungan kesehatan mental di lingkungan kampus.

“Penting untuk melakukan identifikasi terkait penyebab yang melatarbelakangi munculnya masalah kesehatan mental khususnya pada mahasiswa, dengan harapan hasil identifikasi tersebut dapat menjadi acuan dalam menentukan tindakan pencegahan masalah kesehatan mental,”tutur Uswatun Jumat (14/10/22)

Ia membagikan beberapa tips yang dapat diterapkan oleh mahasiswa, baik yang sehat jiwa, yang berisiko mengalami gangguan jiwa maupun yang sudah terdiagnosis mengalami gangguan jiwa sehingga tidak berakhir pada bunuh diri.

Pertama, kenali dan pahami diri sendiri. Mahasiswa harus mampu memahami kondisi tubuh baik secara fisik maupun mental, sehingga saat gejala gangguan fisik maupun mental muncul, secara otomatis mahasiswa akan waspada sehingga mampu melakukan upaya pencegahan dan menghentikan gejala yang semakin bertambah parah ataupun mampu mengambil keputusan bahkan tindakan yang tepat dalam mencari bantuan.

Kedua menciptakan dan menjalin relasi dengan lingkungan yang supportif. Lingkungan yang sehat dan relasi antar individu yang saling mendukung sangat penting untuk meningkatkan kesehatan jiwa antar mahasiswa.

“Jika memang diperlukan, mahasiswa dapat membentuk grup suppportif yang dapat menjadi wadah untuk saling menyampaikan keluh kesah saat merasa tertekan maupun saat berada pada situasi sulit, sehingga proses sharing dapat direspons oleh grup dengan saling memberikan dukungan,”katanya lagi.

Ketiga, buat jadwal kegiatan prioritas. Saat memasuki jenjang perguruan tinggi mahasiswa akan berada pada masa transisi baik terkait beban akademik, waktu perkuliahan, kegiatan organisasi maupun ekstrakurikuler dan aktivitas lainnya yang tentu saja ingin dicoba dan dilakukan semua oleh mahasiswa baru.

Akan tetapi banyaknya kegiatan tersebut tidak jarang menimbulkan stress tersendiri bagi mahasiswa sehingga kesulitan dalam membagi waktu. Untuk meminimalisir stress, mahasiswa dapat membuat skala prioritas dengan cara fokus menyelesaikan hal-hal penting terlebih dahulu, dan menghindari menunda menyelesaikan tugas maupun pekerjaan rumah.

Keempat, tetapkan batasan diri dan buat harapan yang realistis. Mahasiswa harus tahu batasan diri, kapan merasa lelah dan harus berhenti. Menjadi mahasiswa tidak harus selalu produktif sepanjang waktu untuk memenuhi ekspektasi yang sangat tinggi. Selain itu, mahasiswa dapat menetapkan ekspektasi yang realistis sehingga saat ekspektasi tersebut tidak dapat direalisasikan dengan baik maka tidak akan mempengaruhi kestabilan mental akibat rasa kecewa yang mendalam.

Kelima, terapkan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan sehat, bergizi, tidur yang cukup dan olahraga teratur dapat membantu tubuh untuk memproduksi hormon-hormon kebahagiaan sehingga suasana hati akan menjadi lebih baik dan dapat menekan rasa cemas, marah, depresi dan tekanan yang ada dalam pikiran.

Keenam menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan. Karena hal ini tidak dapat membantu menyelesaikan masalah, justru faktanya hal tersebut dapat memicu munculnya berbagai dampak negatif seperti ketidakstabilan emosi, konsentrasi terganggu, dan membuat tubuh menjadi tidak rileks.

Ketujuh, melakukan latihan mandiri untuk meningkatkan kesehatan mental. Latihan- Latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan mental saat merasa tertekan, pikiran penuh, lelah fisik mental emosional diantaranya adalah relaksasi nafas dalam, distraksi dengan melakukan hal-hal yang disukai/hoby, meditasi, yoga, tertawa terbahak-bahak, bermeditasi, menulis jurnal, peregangan, membuat sketsa, mendengarkan musik atau menari.

Kedelapan, memberikan penghargaan terhadap diri sendiri. Tidak ada salahnya mahasiswa memberikan reward terhadap diri sendiri atas pencapaian-pencapaian sederhana yang sudah berhasil diraih. Reward tersebut dapat berupa pujian dan rasa terimakasih untuk diri karena telah berjuang, atau bisa juga dengan membeli sesuatu yang betul-betul diinginkan, hal tersebut merupakan wujud dari berharganya diri sendiri.

Kesembilan manfaatkan sumber daya yang tersedia. Mahasiswa dapat memanfaatkan seluruh sumber daya dan fasilitas yang disediakan oleh kampus terutama jika di kampus telah disediakan lembaga konseling atau konsultan kesehatan mental.

Terakhir menghubungi professional kesehatan mental.  Jangan ragu untuk membuat janji temu dengan profesional kesehatan mental baik itu psikiater, psikolog, perawat spesialis jiwa maupun konsultan lainnya untuk mendapatkan terapi yang tepat dalam menangani masalah.

“Beberapa tips yang saya sebutkan akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan jiwa mahasiswa jika diterapkan dengan tepat,”tutup Uswatun.