Ilustrasi gambar (Shutterstock)
Sedekah merupakan salah satu amal ibadah yang besar pahalanya, keberadaannya bukan hanya berkaitan dengan penghambaan kepada Sang Khaliq, namun juga merupakan sikap solidaritas kepada sesama manusia. Islam adalah agama yang mengajarkan kepada para pemeluknya untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia, salah satunya ialah mengorbankan harta benda untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.
Thoat Stiawan Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya menjelaskan sedekah merupakan salah satu perwujudan syukur atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam (QS Al Baqarah 2 ayat 254).
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.”
“Sedekah mempunyai berbagai manfaat baik dalam kehidupan di dunia ataupun di akhirat, sebagaimana balasan yang akan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepada orang yang bersedekah tercantum dalam QS Al Baqarah,”tutur Thoat Jumat (3/6/22)
Dalam QS Al Baqarah ayat 261 menjelaskan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Mahamengetahui.
Menurutnya sedekah dapat dilakukan secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi tergantung niat dari diri kita pribadi, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Baqarah 2 ayat 271).
Penjelasan dari ayat di atas, bahwa sedekah dapat dilakukan kapan saja dan dengan cara apapun, dan di manapun berada serta kepada siapapun. Namun bersedekah memiliki pahala lebih besar bila dilakukan di waktu-waktu utama, di antaranya di hari Jumat.
Imam Syafii dalam kitab Al-Umm hal-hal yang diperintahkan di hari dan malam Jumat diriwayatkan dalam hadits berikut
“Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, ‘Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar’. Nabi bersabda, ‘Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan’.” (Imam Asy Syafii, al-Umm, juz 1, hal. 239).
Semenatara di dalam referensi yang lain ditegaskan Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Minhajul Qawim, hal. 241.
“Dan lebih utama menekankan sedekah di waktu-waktu utama seperti hari Jumat, bulan Ramadhan, terutama 10 hari terakhirnya, 10 hari awal bulan Dzulhijjah dan beberapa hari raya.”
(0) Komentar