Ilustrasi gambar :(ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Salah satu ibadah sunnah yang disambut antusias umat Islam adalah shalat tarawih. Keutamaan dalam melaksanakan shalat tarawih sendiri sangat besar, yaitu mendapatkan pengampunan dosa. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda;
“Barangsiapa yang beribadah (tarawih) di bulan Ramadhan dengan iman dan keikhlasan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain).
Para ulama sepakat bahwa kata qâma ramadhâna berarti shalat tarawih. Tegasnya, hadits ini memotivasi umat Islam untuk melaksanakan shalat yang bisa dikatakan sebagai ibadah eksklusif di bulan Ramadhan. Bahkan pahala yang dijanjikan adalah pengampunan dosa, asalkan seseorang yakin akan keutamaannya dan menjalaninya dengan keikhlasan. (as-Syirbini, Mughnil Muhtaj, tt; juz 1, hlm. 459)
Thoat Stiawan Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya menyebut, di akhir-akhir Ramadhan adakalanya keimanan manusia naik dan terkadang juga turun. Naik turunnya iman sendiri bisa dideteksi melalui semangat ibadah yang dilakukan seseorang. Semakin dia giat beribadah, biasanya semakin naik pula dosis keimanannya. Namun sebaliknya, jika ibadahnya mulai redup, bertanda dosis imannya mengalami penurunan.
Demikian pula dalam realitas pelaksanaan shalat tarawih yang terjadi di masyarakat. Pekan pertama sampai pertengahan Ramadhan mungkin volume jamaah masih ramai, tapi begitu memasuki separuh bulan terakhir apalagi mendekati hari raya idul fitri, jumlah jamaah perlahan melandai. Yang tadinya harus dipasang alas terpal di depan mushala untuk menampung jamaah yang membludak, kini bagian dalam mushala saja kadang tidak penuh.
Alasannya pun beragam, mulai dari kesibukan pribadi sampai yang sudah bisa ditebak seperti sedang mempersiapkan kedatangan hari raya Idul Fitri di rumah: membuat aneka macam kue lebaran, menghias rumah hingga aktivitas lain.
“Padahal jika kita memahami betul betapa besar pahala yang diperoleh umat Muslim dalam menjaga konsistensi shalat tarawih, tentu seharusnya semakin mendekati lebaran, semakin semangat pula tarawihnya, dan juga ibadah-ibadah lainnya.”ujar Thoat Kamis (13/4/23)
Thoat menjelaskan, dalam salah satu potongan haditsnya, Rasulullah saw bersabda; “Sesungguhnya seorang laki-laki yang melaksanakan shalat bersama Imam (berjamaah) sampai selesai, maka baginya dihitung pahala beribadah satu malam penuh.” (HR Abu Dawud)
Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang melaksanakan shalat berjamaah dan tidak bubar sampai imam selesai, maka ia akan memperoleh pahala senilai beribadah selama satu malam penuh, terhitung ibadah wajib dan sunnah. Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya mendata hadits di atas dalam bab keutamaan melaksanakan shalat pada bulan Ramadhan. (Abu Thayyib Abadi, ‘Aunul Ma’bûd, 2017; juz 2, h. 168)
Artinya, jika konteks hadits ini diberlakukan dalam shalat tarawih, maka barang siapa yang melaksanakan dan konsisten shalat tarawih sampai selesai bersama imam, ia akan memperoleh 2 hal diantaranya:
Pertama, pahala setara menghidupkan satu malam penuh dengan ibadah. Belum lagi malam Ramadhan, pasti pahalanya lebih besar lagi dibanding malam-malam lainnya.
Kedua, jika seseorang konsisten menjaga shalat tarawih sampai satu bulan penuh selama Ramadhan, akan banyak sekali pahala yang diperoleh termasuk meraih malam yang lebih utama dari seribu bulan ini,
Sehingga nanti kita akan mendapatkan ampunan dosa-dosa. Mendapat pahala senilai menghidupkan satu malam penuh dengan beribadah selama satu bulan Ramadhan. Dan berkesempatan meraih malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir.
(0) Komentar