I-Stockphoto
Hari Raya Idul Adha merupakan hari raya besar yang identik dengan penyembelihan hewan kurban, dimana pada saat hari raya ini banyak masyarakat yang mengkonsumsi daging baik daging sapi maupun daging kambing.
Dede Nasrullah Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan seseorang yang berlebihan mengkonsumsi daging kurban berisiko terkena penyakit.
Dede menjelaskan, daging adalah sumber makanan yang tinggi protein dan tinggi akan lemak. Kandungan lemak dan protein yang tinggi ini perlu kita waspadai saat memakan daging.
”Banyak masyarakat kita mengolah daging menjadi sate, rendang, kare dan lain sebagainya. Mengkonsumsi daging bagi kesehatan memiliki banyak manfaatnya terutama dalam hal pembentukan otot, meningkatkan kekebalan tubuh serta mencegah anemia,”jelas Dede Kamis (20/6/24)
Pertama akan menyebabkan sembelit/konstipasi, dikarenakan daging ini tidak memiliki serat yang dapat membantu untuk melancarkan pencernaan. Oleh karena jika seseorang banyak mengkonsumsi daging maka seseorang bisa mengkombinasikan dengan mengkonsumsi sayuran dan buah- buahan.
”Kedua akan muncul masalah pencernaan, terlalu banyak mengkonsumsi daging yang mengandung protein hewani namun rendah serat, maka pencernaan dalam tubuh kita akan bermasalah dikarenakan bakteri dalam perut yang tidak cukup mendapatkan nutrisi serat tersebut,”tegasnya.
Ketiga akan menyebabkan dehidrasi/kekurangan cairan, pencernaan protein membutuhkan energi besar, dan membutuhkan air untuk membuang kelebihan nitrogen dari hasil pemecahan molekul protein di dalam usus.
Keempat akan meningkatkan risiko penyakit yang berkaitan dengan kolesterol dan lemak seperti penyakit jantung sehingga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
Kelima menimbulkan berkeringat lebih dan dapat memicu bau badan yang tidak sedap, saat makan daging, tubuh harus mengeluarkan energi untuk mencerna dan memproses sehingga menyebabkan seseorang mudah berkeringat dan dapat memicu bau badan yang tidak sedap.
Keenam akan mengalami mudah lelah, hal ini diakibatkan semua energi dikeluarkan untuk mencerna makanan yang banyak mengandung daging, selain itu daging sapi mengandung triptofan yang tinggi sehingga jika mengkonsumsi terlalu banyak badan akan terasa lelah dan akan memunculkan rasa kantuk setelah makan.
Ketujuh berisiko terjadinya penyakit kanker, dalam beberapa kasus pengelolaan daging dapat membentuk senyawa karsinogenik seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
”HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging, sehingga meningkatkan resiko kanker,”tegasnya.
Kedelapan berisiko terjadinya penyakit batu ginjal, protein yang berlebih dikarenakan mengkonsumsi daging dapat mempengaruhi ginjal karena senyawa purin dari daging dapat membentuk asam urat yang dapat meningkatkan risiko batu ginjal.
”Terakhir dapat menyebabkan kenaikan berat badan, mengkonsumsi daging yang berlebih dapat meningkatkan berat badan, terutama daging yang masih mengandung banyak lemak di setiap potongannya,”pungkasnya.
(0) Komentar