Benarkah Olahraga Malam Berbahaya bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dosen FIK UM Surabaya

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Benarkah Olahraga Malam Berbahaya bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dosen FIK UM Surabaya
Gambar Artikel Benarkah Olahraga Malam Berbahaya bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dosen FIK UM Surabaya
  • 26 Jul
  • 2023

Ilustrasi gambar (Shutterstock)

Benarkah Olahraga Malam Berbahaya bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Dosen FIK UM Surabaya

Olahraga malam sudah menjadi trend masa kini. Adanya keterbatasan waktu untuk berolahraga di pagi hari karena harus bekerja, akhirnya banyak orang melakukan olahraga di malam hari.

Akan tetapi, muncul beberapa kasus mendadak meninggal setelah berolahraga malam banyak terjadi di beberapa daerah. Lalu apakah benar olahraga malam berbahaya?

Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menyebut, olahraga terbaik memang dilakukan di waktu pagi saat tubuh dalam kondisi segar, akan tetapi jika memang tidak ada waktu untuk melakukannya di pagi hari, maka olahraga boleh saja dilakukan di malam hari.

Menurutnya, olahraga boleh dilakukan di malam hari, yang terpenting adalah memilih jenis olahraganya. Olahraga yang boleh dilakukan di malam hari adalah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Seperti jalan kaki santai, sepeda santai, berenang, yoga, dan latihan peregangan.

“Jadwal terbaik untuk melakukan olahraga di malam hari adalah 90 menit sebelum tidur, karena manfaat yang dapat dirasakan adalah membuat tidur lebih nyenyak, mengurangi stres dan kecemasan,”jelas Ira Rabu (26/7/23)

Sementara, olahraga yang tidak dianjurkan di malam hari adalah olahraga dengan intensitas berat seperti lari cepat, balap sepeda, angkat beban berat, berenang dengan patokan target, sepakbola, tenis, dan olahraga lainnya dengan unsur kompetisi/permainan yang memicu hormon adrenalin keluar secara berlebihan, yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat.

“Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, apalagi seseorang dengan usia 50 tahun ke atas yang tidak dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas berat,”imbuhnya.

Ira menambahkan, jika terjadi serangan jantung mendadak saat berolahraga, itu disebabkan karena terlalu diforsirnya tenaga saat berolahraga. Apalagi sebelumnya belum pernah melakukan olahraga yang menyebabkan fisik tidak siap, dan kurangnya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai olahraga.

“Serangan jantung mendadak terjadi pada seseorang yang memang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia,”imbuhnya lagi.

Gejala yang muncul saat serangan jantung adalah seseorang mengeluh nyeri dada, mendadak sesak napas, hingga penurunan kesadaran. Hingga harus segera mendapat pertolongan medis.

“Pentingnya memilih olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan tetap memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, merupakan cara untuk mencegah terjadinya serangan jantung saat berolahraga,”pungkas Ira.