Ilustrasi gambar (freepik)
Beberapa hari ini, muncul lagi kasus penipuan mengatasnamakan bank yang disebar melalui pesan Whatsapp (WA) dengan dalih adanya informasi tentang kenaikan tarif administrasi ATM salah satu bank BUMN dari Rp 6.500 per transaksi menjadi Rp 150 ribu per bulan. Selang beberapa waktu, ada kabar modus penipuan via telepon dengan memberikan info menggiurkan melalui menang undian hadiah.
Kedua ragam penipuan tersebut adalah salah satu ragam dari banyaknya modus penipuan dengan salah satunya mengatasnamakan bank. Banyaknya kasus penipuan mengatasnamakan bank menarik perhatian Pakar Ekonomi UM Surabaya Arin Setyowati untuk memberikan tanggapan.
Menurut Arin setidaknya ada 4 jenis penipuan yang mengatasnamakan bank berdasarkan hasil riset OCBC NISP, diantaranya; Phishing atau jenis penipuan melalui media elektronik baik berupa pesan via email, maupun sms.
Kedua Vishing (voice phishing) yakni jenis penipuan via teknologi suara salah satunya telepon. Ketiga Impersonation yakni jenis penipuan dengan dalih menawarkan sesuatu guna mendapatkan informasi pribadi sehingga pelaku penipuan dapat mengakses nomor rekening hingga password rekening dan melakukan pengurasan uang dari rekening si korban.
Terakhir Smishing atau (penipuan melalui pesan elektronik misal sms) yang sering dijumpai dalam penipuan sms banking dengan mengirimkan pesan disertai tautan link supaya si korban terarah ke informasi palsu berupa nomor call centre palsu juga.
Kasus yang sering terjadi, korban terpilih sebagai pemenang dalam undian berhadiah, meminta konfirmasi, untuk mengirimkan dana sebagai bentuk pencairan bantuan, meminta informasi nasabah hingga payment card. Selanjutnya pelaku penipuan akan berusaha mencari informasi maupun data pribadi dan data sensitive
(0) Komentar