Ilustrasi foto stunting (UNICEF)
Mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak di bawah usia dua tahun.
Diantara 5 juta kelahiran bayi setiap tahun, sebanyak 1,2 juta bayi lahir dengan kondisi stunting. Bayi terlahir dengan gizi kurang yang diukur melalui ukuran panjang tubuh tidak sampai 48 sentimeter dan berat badannya tidak sampai 2,5 kilogram.
Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menjelaskan, beberapa penelitian mengatakan bahwa kondisi stunting disebabkan sejak proses kehamilan. Ibu hamil rentan mengalami kekurangan nutrisi dikarenakan kebutuhannya meningkat selama kehamilan.
“Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan HB (hemoglobin), tidak mengkonsumsi asam folat serta tablet tambah darah mengakibatkan ibu hamil berisiko melahirkan bayi stunting,”papar Ira Kamis (10/3/22)
Ira juga menjelaskan beberapa bayi yang terlahir normal yakni panjang badan lebih dari 48 sentimeter dan berat badan lebih dari 2,5 kilogram juga berisiko mengalami stunting. Bayi tumbuh dengan kekurangan asupan gizi sehingga menjadi penyebab stunting.
“Kurangnya pengetahuan ibu tentang stunting, tidak mendapatkan ASI dengan baik, ketidaktahuan tentang pemberian makanan pendamping ASI pada balita, adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, serta pola asuh yang kurang tepat menyebabkan balita mengalami stunting,”imbuhnya lagi.
Lebih lanjut lagi Ira membagikan beberapa cara pencegahan stunting
(0) Komentar