Ilustrasi gambar (Thinkstock)
Sleep training adalah sebuah metode yang bisa diajarkan kepada anak untuk menentukan jadwal tidur yang rutin setiap harinya sehingga akan mengoptimalkan atau memperbaiki mood anak yang berimbas pada kecerdasan, pertambahan berat badan hingga tinggi badan.
Nur Aini Alumni Bidan UM Surabaya membagikan tips yang bisa dilakukan orang tua agar sleep training pada anak bisa sukses dan berjalan dengan baik.
Menurutya, orangtua bisa mengatur irama srikandian anak. Irama srikandian ini adalah sebuah proses dalam tubuh yang menentukan tubuh untuk beristirahat ataupun untuk berkegiatan.
“Jadi, disini yang pertama dilakukan yaitu mengajarkan anak untuk mengerti kapan itu gelap atau malam, kapan itu pagi atau terang. Pembelajaran irama srikandian ini sebenarnya bisa dimulai ketika anak usia 3 bulan,”ujar Aini Senin (15/5/23)
Bagaimana cara mengajarkan anak untuk mengetahui proses siang dan malam?
Orang tua perlu membangunkan anak setiap pagi hari, di jam yang sama. Jadi, tentukan dulu waktu yang sama pada pagi hari. Misalnya setiap pukul 7 pagi orang tua sudah bangun lalu membuka jendela atau menghidupkan lampu, lalu membangunkan anak, jangan biarkan anak tidur terlalu lama supaya mengetahui proses gelap dan terang.
Selanjutnya, tentukan jam tidur anak setiap malam di jam yang sama. Lakukan juga rutinitas tidur dengan aktivitas kecil dan ringan yang dilakukan setiap kali anak akan menjelang tidur. Misalnya, bersih diri yang meliputi cuci tangan, cuci kaki, cuci muka, gosok gigi, BAK BAB, lalu ganti baju tidur, lakukan massage, membacakan buku dan hal lainnya.
Hindari kegiatan-kegiatan yang berat misalnya berlari-lari, melompat-lompat, tertawa terlalu lebar karena akan menyebabkan anak lebih sulit tidurnya.
Dalam keterangannya, Aini membagikan 3 metode dalam sleep training. Pertama, Cry It Out Method atau suatu metode memasukkan anak ke dalam kamar tidur, bisa kamar tidur sendiri atau kamar tidur bersama orang tua. Kemudian orangtua mengucapkan perpisahan yang nanti nya anak akan di kamar tidur sendirian.
“Misal seperti dadadah, selamat tidur, sampai ketemu besok pagi atau dengan rutinitas lain di keluarga. Setelah itu orangtua keluar dan biarkan anak tertidur sendiri di kamar itu,”imbuhnya lagi.
Kedua, Ferber Method. Metode ini beradaptasi pada metode Cry it Out. Prosesnya hampir sama dengan metode cry it out, hanya saja caranya sedikit berbeda, orangtua bisa memberi interval atau tahapan anak agar bisa menenangkan dirinya sendiri. Jadi, ketika anak sudah mulai mengantuk dan dimasukkan ke kamar dan mengucapkan say goodbye, orangtua segera keluar kamar.
Ketika si anak menangis tunggu dulu kira-kira 5 menit, kalau sudah 5 menit si anak tetap menangis orangtua masuk kamar menenangkan si anak bukan dengan cara di gendong tapi dengan cara di puk puk badan nya lalu dengan mengatakan “tenang ya sayang, mama ada disini”.
Ketiga, camping out chair out method. Suatu metode dimana orangtua menemani si anak di dalam kamar tanpa diberikan susu. Hanya menemani dan menenangkan jika si anak menangis. Nah, jika si anak sudah mulai tenang dan tertidur, orangtua boleh meninggalkan kamar dan selanjutnya biarkan anak untuk proses selanjutnya yaitu bisa menenangkan dirinya sendiri.
Aini juga menegaskan, orang tua perlu memastikan anak dalam kondisi kenyang. Karena ketika si anak kenyang, dia tidak akan menggunakan rasa laparnya lagi untuk nyusu sambil tidur. Aini juga menghimbau agar kamar tidur sebaiknya hanya digunakan sebagai tempat tidur bukan untuk bermain juga, agar si anak bisa membedakan antara ruang bermain dan kamar tidur.
“Jangan berikan makanan 1-2 jam sebelum waktunya tidur, karena ketika diberikan makanan berat 1-2 jam sebelum tidur akan menyebabkan anak terbangun-bangun di waktu malamnya,”imbuhnya.
Menurutnya, proses sleep training tidak akan berhasil dalam waktu beberapa hari, perlu sekitar paling lama sebulan jika dilakukan konsisten. Sleep training ini tidak mudah, tetapi ketika sudah berhasil dilakukan banyak sekali manfaat yang didapat salah satunya peningkatan nafsu makan anak.
“Jadi untuk orangtua yang mau mencoba sleep training, jangan ragu untuk mencoba, dan pastikan satu keluarga mempunyai visi yang sama, karena jika ada yang tidak se visi misi anak akan sulit melakukan sleep training ini,”pungkas Aini.
(0) Komentar